Panduan Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah

 


Kurikulum Berbasis Cinta dan Tantangan Pendidikan Nasional

Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia menjadi negara maju dengan SDM unggul dan berdaya saing global. Namun, tantangan global seperti dehumanisasi, konflik, intoleransi, dan diskriminasi menjadi hambatan serius. Di tingkat lokal, keberagaman Indonesia berpotensi menjadi kekuatan maupun pemicu konflik jika tidak dikelola dengan bijak.


Peran Pendidikan dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kurikulum Berbasis Cinta ditawarkan sebagai solusi strategis dalam dunia pendidikan. Kurikulum ini menanamkan nilai-nilai cinta, empati, toleransi, dan keadilan sosial sejak dini. Tujuannya adalah mencetak generasi yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan penuh kasih.


Alasan Perlunya KBC:

  1. Pendidikan adalah tempat strategis untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.
  2. Masih ada praktik diskriminasi dan intoleransi di sekolah, yang harus diperbaiki melalui pendekatan cinta.


Struktur Panduan KBC (Menggunakan 4D Appreciative Inquiry):

  1. Discovery: Eksplorasi makna cinta dalam agama dan filsafat, serta relevansi KBC terhadap isu kemanusiaan.
  2. Dream: Visi dan tujuan KBC untuk menciptakan masyarakat damai dan empatik.
  3. Design: Perancangan komponen KBC, prinsip, metode, pelatihan, dan media pendukung.
  4. Destiny: Strategi implementasi, pengukuran dampak, dan keberlanjutan program KBC.


Tujuan dan Pengguna Panduan:

  1. Memberi pedoman implementasi KBC di madrasah (RA, MI, MTs, MA).
  2. Ditujukan bagi guru, kepala madrasah, pengelola, dan pemangku kepentingan lainnya.


Esensi KBC:

Kurikulum ini menekankan karakter, pengalaman belajar, dan nilai sosial-emosional, bukan hanya aspek kognitif. Bahkan, pendekatan terhadap sains dalam KBC menekankan keterhubungan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual serta kemanusiaan.


Tujuan Akhir:

Mewujudkan SDM unggul yang:

  1. Cerdas secara akademik,
  2. Bermoral, berintegritas,
  3. Toleran, dan mencintai sesama,
  4. Mampu menghadapi tantangan global.


Kesimpulan:

Kurikulum Berbasis Cinta adalah pendekatan pendidikan yang menyeluruh dan manusiawi untuk membentuk generasi Indonesia yang siap menyongsong visi Indonesia Emas 2045 dengan karakter kuat, toleransi tinggi, dan semangat cinta sebagai fondasi kehidupan.

Selengkapnya panduan Kurikulum Berbasis Cinta di Madrsah dapat di unduh di bawah ini


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama